Senin, 14 Oktober 2013

Perbedaan itu unik

          Kedengaran suara takbir di ulang dan terus di ulang dari masjid berdekatan rumah. Suasana yg gak pernah ku lihat dan rasa selama ini.  Tahun ini adalah tahun kedua aku melewati Aidil Adha di Aceh. Semuanya terasa berbeda, Kalau di tempat asalku, kami tidak terlalu ambil serius dengan perayaan ini berbanding dengan sambutan Aidil Fitri.

          Di sini, seminggu sebelum lebaran Aidil Adha, para wanita sudah mulai sibuk dengan hiasan rumah dan dalam kepalanya penuh dengan ide-ide kuih apa yang akan dibuat nantinya. Malah ada yang sudah mempersiapkannya awal-awal lagi. Dua atau sehari sebelumnya,, di setiap rumah-rumah orang sibuk dengan membuat bermacam-macam kue. Di tempat asalku, semua itu tiada, semua tinggal siap beli, kalau ada pun yang membuat, paling dalam seratus rumah ada satu.

          Soal takbir, di sini selepas shalat magrib malam hari raya sudah kedengaran takbir di setiap masjid dan akan berkumandang sampai ke tengah malam, semua orang merasa sangat-sangat gembira menyambut lebaran, di sebagian kampung kaum ibu menyediakan sedikit juadah untuk dihantar ke meunasah buat anak2 muda  sebagai snek waktu rehat. Pada waktu subuh atau siap maghrib pula, rata-rata masjid akan mengulang kembali kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kemudian memberi sedikit ceramah dan nasihat. Kalau di tempat asalku, semua itu tidak ada, jika ada pun bisa dihitung. Takbir cuma di siarkan di tv-tv, ada di mesjid pun tidak boleh terlalu besar volumenya, itu akan menggangu orang yang beragama lain. Di sini malah ada di adakan pawai takbir, orang-orang berkomvoi baik dengan kereta, motor, ada juga berjalan kaki ramai2 mengelilingi pusat kota sambil melaungkan takbir. Hari raya betul-betul disambut dengan meriah oleh warga Aceh.

           Besok, 10 Zulhijjah, sekali lagi aku bersyukur bisa menikmati Hari Raaya Aidil Adha untuk tahun ini dan kali ini aku gembira karna ditemani sama ayah. Hari ini, aku akan menolong ayah ku membuat kue tradisional aceh yaitu timfan asoe kaya. Itu termasuk makanan favoritku juga. Pada waktu-waktu begini, aku kangen sama keluargaku di sana, sedih rasanya tidak dapat bersama tapi tidak mengapa, ku ingatkan lagi di dalam hati, semua itu butuh pengorbanan. :) 



          Perbedaan itu unik. Dulu aku pernah terpikir, mungkin jika tempat kelahiranku seperti Aceh, itu lebih menggembirakan. Tapi aku bersyukur juga, walaupun tempat kelahiranku bukan seperti Aceh, aku bangga karna bisa melihat adat budaya pelbagai kaum, mempelajari sesuatu yang mungkin tidak akan ku dapati di Aceh. Allah telah mengatur semuanya dan Allah tahu apa yang kita tidak tahu. :)

Selamat menyanbut Hari Raya Aidil Adha, mohon maaf lahir dan batin ya :D